18, Mar 2022
Intip Museum Radio Antik di Kota Bandung yang Penuh Sejarah

Intip Museum Radio Antik di Kota Bandung yang Penuh Sejarah – Museum umumnya dijadikan sebagai tempat untuk mengenang peristiwa sejarah. Dengan adanya museum, seseorang bisa memperluas wawasannya. Ada berbagai jenis museum, salah satunya adalah museum radio. Telah diketahui, radio ini tidak serta merta masuk ke Indonesia.

Penyebaran radio memiliki sejarah panjang. Di Indonesia sendiri ada hari untuk memperingatinya, yaitu Hari Radio Republik Indonesia yang jatuh pada tanggal 11 September. Museum radio yang ada di kota Bandung kemudian dibangun.

Lokasi dan Pencetus Museum Radio

Museum radio ini dinamakan sebagai Museum Radio Antik yang berlokasi di Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung, Jawa Barat. Pencetusnya adalah Denny Kusumah.

Latar Belakang Pendirian Museum Radio

Denny Kusumah mendirikan museum radio dilatarbelakangi oleh kecintaannya terhadap barang-barang antik. Denny juga mendirikannya untuk mengenang sejarah masuknya sarana radio ini pada tahun 1938-1978.

Denny mulai mengoleksi radio antik sejak 2015 silam. Dari yang awalnya hanya beberapa koleksi radio saja, kini berjumlah ratusan radio telah ia kumpulkan.

Akhirnya, Denny Kusumah membuat museum radio dalam rangka untuk mengedukasi masyarakat tentang sejarah radio yang punya banyak makna bagi kemerdekaan Indonesia. Museum tersebut telah dibuka mulai Februari 2021.

Koleksi Museum Radio Antik dan Bersejarah

Sesuai dengan namanya, museum ini menyajikan berbagai model radio dari bentuk awalnya hingga radio buatan Indonesia. Radio antik yang ada di museum tersebut sekitar 200 radio.

Ada berbagai bentuk yang memanjakan mata dan terkesan eye-catching mulai dari ukuran kecil hingga besar. Warna dari radio tersebut juga sangat unik dan terlihat klasik.
Disana, Anda bisa menemukan radio tertua yang dinamakan Radio Philips. Radio Philips di museum tersebut merupakan produksi yang dibuat pada tahun 1938. Ada juga radio buatan Indonesia yang dibuat pada tahun 1950.

1. Radio Philips Antik dan Sejarahnya
Radio Philips ini sebenarnya telah masuk ke Indonesia pada tahun 1895, ketika masa penjajahan Belanda. Pada masa itu, perdagangan di Indonesia untuk yang pertama kalinya adalah lampu.

Pabrik lampu tersebut didirikan di Surabaya dengan nama NV Philips Fabricage en Handelsmaatschappij. Selanjutnya, sarana penerima radio ditambahkan di pabrik tersebut kemudian dipindahkan di Bandung.

Di Indonesia sendiri, radio merupakan alat yang penting di masa penjajahan. Radio dijadikan sebagai alat komunikasi dan memberikan informasi penting terkait kebijakan tertentu.

Saat Indonesia merdeka, radio memainkan peran penting untuk menyiarkan proklamasi kemerdekaan ke seluruh warga negara Indonesia. Selain itu, radio juga dijadikan sebagai alat propaganda yang efektif untuk menggulingkan penjajahan.

Pada masa itu, banyak sekali model radio yang digunakan. Contohnya adalah:
* Philips
* Erres
* Grundig
* Telefunken
* Galindra
* Ralin
* Maphira

Radio tersebut menjadi saksi bisu berdirinya Republik Indonesia tercinta. Salah satu yang terkenal ini adalah radio Philips. Brand Philips ini sudah sangat melekat di hati orang Indonesia.

Terutama pada era 1950-an sampai 1970-an saat dimana merk ini menjadi sangat unggul dan belum terhempas oleh industri Jepang. Radio ini telah dibuat di produksi di beberapa negara. Dengan demikian, dibuatlah kode-kode tertentu untuk membedakan asal pabriknya.
Kode X adalah kode yang paling umum dan dibuat di Belanda dan Belgia. Sedangkan radio Philips yang dibuat di Indonesia diberi nama kode IN.

2. Radio Ralin Buatan Indonesia
Selain ada radio tertua di Museum Radio Antik ini, ada juga radio buatan Indonesia. Radio ini dinamakan Radio Ralin BI Amply, Indonesia yang dibuat pada tahun 1950. Radio ini menjadi benda favorit yang ingin dilihat pengunjung.

Bentuk dari radio Ralin cukup unik yaitu berbentuk seperti tabung besar dengan kesan antik yang menjadikan pecinta vintage dengan mudah langsung menyukainya. Radio ini biasa menangkap siaran MW.

Selain itu, ada juga radio yang mirip dengan radio yang pernah dipakai Jenderal Sudirman pada masa perang gerilya yaitu tahun 1946. Banyaknya sejarah di balik radio tersebut menjadikan pengunjung yang cinta tanah air mengetahuinya.

Koleksi Jenis Radio Lainnya

Selain radio terkenal di atas, ada juga koleksi radio jenis lainnya yang tak kalah bersejarah dan tergolong radio langka, yaitu sebagai berikut:
* Gatot kaca, Belanda (1954).
* Radio Robin, Indonesia (1955).
* Radio Bung Karno, Belanda (1950).
* Radio Nasional Radiograph, AS (1950).
* Radio Marconi, Italia (1950).
* Radio Telefunken Caprice 7041 W, Jerman (1960).
* Hallicralters TW, AS (1956).
* Radio Telefunken Gavotte 7, Jerman (1956).

Fasilitas Lain di Museum Radio

Selain menyajikan berbagai model radio yang unik, pengunjung dapat menikmati beberapa fasilitas lain yang menarik. Disana, ada pemandangan gunung yang memanjakan mata. Bagi anak muda juga tidak perlu khawatir karena museum ini tidak akan membosankan.

Di museum radio ada tempat untuk berswafoto sehingga bisa dibuat sebagai kenang-kenangan dan cocok untuk dibagikan di sosial media.

Di museum radio ini tidak hanya menyajikan pameran radio, tapi ada juga acara lelang yang bisa diikuti oleh pengunjung. Jika ingin mengoleksinya, pengunjung dapat menghadiri pameran di Herbal House The Lodge Bandung.

Antiqueradiomuseum – Museum radio di Kota Bandung sarat akan sejarah yang perlu diketahui. Beberapa diantara ternyata menjadi saksi bisu perjuangan Indonesia. Dengan adanya museum radio ini membuat kita sebagai warga negara Indonesia semakin mencintai tanah air dan memperluas wawasan.