Koleksi Museum Radio di Dunia yang Eksis Sampai Sekarang
Radio menjadi alat komunikasi yang menyiarkan informasi dengan menghasilkan suara. Jika dibandingkan dengan perkembangan perangkat digital saat ini tentunya radio mendapatkan posisi yang tertinggal jauh. Akan tetapi, jika dilihat dari sejarah penemuan radio terbilang sangat unik yang pertama kalinya digunakan di Amerika Serikat dan Inggris. Seperti yang termuat pada sebuah buku karangan Donald MC Nicol, bahwasanya ruang angkasa yang terkalahkan oleh radio telah terjadi sejak 1802 oleh Dane. Dalam hal ini ditemukan adanya sebuah pesan untuk jarak pendek yang hanya memanfaatkan alat sederhana yaitu kawat yang memiliki aliran listrik. Sehingga tidak heran terdapat museum yang menyimpan koleksi radio tua hingga radio yang masih eksis sampai saat ini di dunia.
Jenis-Jenis Perkembangan Radio
1. Radio Tripleks
Jenis radio tripleks ini menggunakan bahan dari tripleks yang bentuknya kotak persegi. Radio mempunyai satu speaker sedang dengan tingkat frekuensinya hanya 2/3 dari tampilan depan bentuk fisik radio. Selain itu, penggunaan antena pada radio cenderung memanjang ke arah atas. Akan tetapi, kelemahan dari antena ini ternyata tidak bisa ditekuk dan hanya dapat ditekan memendek ataupun ditarik untuk memanjang. Radio jenis ini menyediakan sumber power yang berasal dari empat baterai dengan ukuran besar dan mampu menangkap gelombang MW & SW. Meskipun radio ini kuno, namun tersimpan pada museum di dunia sebagai kenangan masa lalu yang tak terlupakan. Siaran radio ini bisa didengar melalui RSI, BBC London, VoA dengan bahasa Indonesia dari Washington DC, Deutsche Welle Jerman serta siaran radio internasional yang lain.
2. Radio Marconi
Radio Marconi ini telah ada sejak tahun 1895 yang dibuat oleh Guglielmo Marconi. Ia merupakan seseorang dari Amerika dengan keturunan Itali yang mendapatkan hak paten dalam menemukan radio. Jenis radio Marconi ini masih mempunyai banyak kekurangan jika diperbandingkan dengan ketersediaan jenis radio saat ini. Kekurangan yang masih dimiliki dari radio Marconi yaitu kemampuannya dalam menjangkau sinyal radio hanya dengan radius 1,5 km saja.
3. Radio Perang Dunia 1
Radio ini banyak tersimpan di museum sebagai radio tua dengan kejayaannya di masa perang dunia 1 tahun 1914. Jika dilihat dari visual radio, sudah bisa dipastikan jika ukurannya sangat berat. Sehingga dengan menggunakan radio ini tidak efektif untuk dibawa ke mana saja dan penawaran harga radio ini cukup mahal. Tidak heran lagi jika radio perang dunia 1 memiliki kejayaan yang dulunya hanya bisa dimiliki oleh para ningrat saja. Tampilan fisik radio sangat berbeda dengan jenis-jenis radio saat ini. Perbedaannya tidak hanya terlihat dari fisik saja, namun siaran yang diputar pada radio yang jaya saat perang dunia 1 ini hanya menyediakan siaran lagu dan sandiwara radio.
4. Radio Kayu Philips
Salah satu radio yang tersimpan di museum sebagai koleksi radio tua yang memberikan banyak kenangan. Hadirnya Radio Kayu Philips cukup terkenal di zaman perang dunia II yang telah ada di tahun 1939. Ukuran dari Radio Kayu Philips cenderung lebih kecil. Meskipun begitu, radio antik yang tersimpan di museum ini memiliki bobot hingga 18 kg. Selain itu, radio mempunyai panjang hingga 60 cm dengan tingginya 55 cm. Faktor komponen lah yang membuat radio ini cukup berat, namun meskipun dalam keadaan rusak tetap memiliki nilai jual yang tinggi dan bahkan bisa tembus melebihi angka 1,5 juta.
5. Radio Cassete
Ketersediaan radio Cassete merupakan sebuah radio tua yang bisa menangkap gelombang siaran dengan menghadirkan frekuensi AM. Pada saat itu, untuk jenis frekuensi pada radio ini memang tidak begitu populer. Radio memiliki sumber power yang telah memanfaatkan listrik AC/DC. Sehingga dalam penggunaan radio cenderung lebih mudah cukup dengan mencolokkan kabel yang tersedia di bagian stop kontak. Radio jenis ini sebagai bentuk radio portable saat masih berada di zaman breakdance dan telah menghadirkan antena. Sehingga memberikan pengalaman baru bagi pengguna untuk mendengarkan siaran terbaru setiap hari.
6. Radio Mini
Saat sudah masuk di tahun 2000-an, banyak radio yang dihadirkan dengan ukuran yang cenderung lebih kecil. Radio kecil tersebut dikenal dengan sebutan radio saku.
Akan tetapi, juga tersedia radio yang ukurannya sangat kecil dibandingkan dengan saku baju. Radio tersebut dikenal dengan radio mini yang memiliki super power hanya memanfaatkan dua buah baterai dengan ukuran A2. Bahkan, terdapat radio yang bisa menggunakan baterai A1 untuk mendengarkan suara siaran yang dihasilkan. Jenis radio ini menawarkan gelombang frekuensi FM, AM, SM dan MW yang memberikan keuntungan bagi pengguna dalam mendengar siaran radio sehari-hari.
Radio internet
Radio Internet dijadikan sebagai koleksi terbaru di museum yang telah melalui rangkaian proses pengembangan hingga menjadi radio modern saat ini. Radio sebenarnya tidak hanya didengarkan saja melalui perangkat keras dalam bentuk. Seiring perkembangan teknologi membuat pilihan menarik untuk mendengarkan radio melalui internet dengan sistem siaran streaming. Mendengarkan radio internet ini bisa dilakukan di berbagai wilayah, sehingga dapat dilakukan secara live melalui internet. Beberapa jenis radio streaming yang ada di Indonesia diantaranya Radio Retjo Buntung ataupun Geronimo di Jogja. Selain itu, juga terdapat radio Garuda hingga radio yang menggunakan bahasa jawa berasal dari Suriname yang telah memanfaatkan internet untuk mendukung sistem live streaming. Perkembangan teknologi yang mengalami pertumbuhan sangat cepat menghadirkan radio yang menyediakan pilihan beberapa fitur. Sehingga tidak heran di museum radio menyediakan berbagai koleksi perkembangan radio sejak pertama ditemukan hingga saat ini.
Itulah jenis-jenis radio yang tersimpan di museum sebagai kenangan perjalanan sampai sekarang. Keberadaan radio masih eksis dan justru banyak komunitas yang melakukan koleksi radio-radio tua.