19, Jun 2022
Museum Kota Bandung Radio Antik

Museum Kota Bandung Radio Antik – Museum merupakan wadahnya peninggalan zaman sejarah yang tidak boleh dirusak. Peninggalan zaman sejarah tersebut bisa dipakai untuk sarana edukatif bagi masyarakat di era sekarang. Agar bisa mengetahui barang apa yang dimiliki di masa lampau. Salah satunya radio antik yang ada di museum kota bandung ini.

Radio Antik di Museum Kota Bandung

Museum Kota Bandung menyimpan radio antik yang terdiri atas 41 radio jadul dan 7 radio retro. Radio retro merupakan radio modern namun masih dengan nuansa atau berbentuk vintage. Koleksi radio-radio langka tersebut dimaksudkan untuk mengingatkan kembali pada masa lalu. Radio digunakan untuk menyampaikan sebuah berita.

Radio antik tersebut sudah diamankan dan diberikan keterangan pembuatan mulai dari sebelum kemerdekaan Republik Indonesia hingga setelahnya. Radio ini pernah menjadi saksi perjuangan Indonesia melawan penjajahan. Meski zaman terus berkembang, pesona radio tetap saja tidak tersingkirkan.

Radio tetap memiliki ciri khas yang memberikan kesan tersendiri bagi pendengar. Saat melihat radio antik tersebut orang akan mengetahui bahwa alat pemancar tersebut bukan hanya digunakan untuk penghibur diri. Melainkan untuk belajar sejarah tentang datangnya radio yang berperan dalam keberlangsungan perjuangan pahlawan.

Bentuk Fisik Radio Zaman Dahulu

Antiqueradiomuseum – Radio zaman dahulu memiliki bentuk dan ukuran yang kurang menarik. Pembuatan radio pada masa lampau lebih difokuskan pada fungsinya, yakni untuk menyampaikan berita penting dan sebagai media hiburan. Bentuk fisik alat pemancar pada waktu itu rata-rata berukuran besar.

Panjang radio bisa mencapai 30 cm hingga 40 cm dengan ketebalan kurang lebih 20 cm. Sehingga tidak begitu praktis untuk dipindahkan kemana-mana. Pada masa lampau, radio sering kali diletakkan di ruang tamu atau ruang keluarga yang bisa digunakan secara bersama-sama.

Radio pada tempo dahulu, memiliki tombol-tombol yang seragam. Warnanya pun tidak lain dan tidak bukan hanya hitam dan coklat. Di sebuah pameran tersebut, merk radio yang paling mendominasi adalah Philips, produk buatan Belanda.

Penyebaran Radio Dimulai di Malabar Bandung

Alat pemancar gelombang tersebut mulai didirikan di Malabar Bandung pada tahun 1917. Kemudian benda tersebut mulai di uji dan melakukan komunikasi untuk pertama kali antara Indonesia dengan belanda. Proses pendirian ini dipimpin oleh Johannes de Groot.

Ketika itu Radio Malabar membuka jasa komunikasi untuk publik, terkhusus masyarakat Belanda di Indonesia. Dari situlah tercipta ungkapan populer “Halo Bandung”. Radio ini pernah menjadi pemancar yang paling kuat di dunia. Sebab alat elektronik ini memiliki daya sekitar 3,5 megawatt dan dilengkapi dengan pemancar garapan perusahaan Telefunken.

Radio ini kemudian resmi beroperasi pada 5 Mei 1923. Pada tahun 1928 produksi radio mulai berkembang dan mulai di pasarkan di Indonesia. Produk yang dijual pada waktu itu radio Nova, Goldbreg, radio Java, NSF, dan lain-lain. Akan tetapi lagi-lagi produk belanda merk Philips lah yang paling laku keras.

Sampai Indonesia merdeka pun merk Philips masih saja dilahap oleh masayarakat. Sebab radio ini memang memiliki kualitasa yang unggul. Keunggulan tersebut bisa saja karena suara yang jernih dan lebih awet. barang Inilah yang paling disukai oleh semua kalangan pendengar radio.

Radio di masa lampau memang bentuknya tidak sepraktis dan tidak secanggih di era sekarang. Namun masyarakat di zaman modern bisa melihat benda itu sebagai sarana edukatif. Supaya masyarakat, khusunya anak muda bisa berinovasi membuat alat yang lebih canggih lagi.