Stasiun Radio AURI PC 2 Playen Gunung Kidul
Stasiun Radio AURI PC 2 Playen Gunung Kidul – Radio merupakan alat media massa yang memiliki peran yang besar di lapisan masyarakat. Pada masa lampau, radio berfungsi untuk menyampaikan kabar penting tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia. Salah satu radio antik yang digunakan sebagai pusat informasi telah diletakkan di stasiun radio AURI PC 2 Playen Gunung Kidul.
Profil Stasiun Radio AURI PC 2 Playen Gunung Kidul
Stasiun Radio AURI PC 2 Playen terletak di desa Banaran, Playen, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tempatnya berjarak 37 km ke arah selatan kota Yogyakarta. Monumen ini dibangun pada tahun 1948 dan mulai diresmikan pada tahun 1984.
Peresmian dilakukan oleh Gubernur DIY yakni Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Monumen ini masih satu kawasan dengan gedung TK Negeri 1 Playen. Tempat ini bisa dijadikan untuk sarana rekreatif atau juga bisa juga digunakan sebagai sarana edukatif.
Sejarah Stasiun Radio AURI PC 2 Playen
Stasiun Radio AURI PC 2 Playen Gunung Kidul memberikan peran penting bagi perjuangan bangsa Indonesia. Lewat stasiun ini dari Rangoon akan mengabarkan berita-berita tentang perjuangan bangsa Indonesia. Kabar ini nanti biasanya akan terdengar sampai ke Kolombo dan New Delhi.
Berita yang tadinya terdengar oleh Kolombo, kemudian tersebar ke PPD di Washington Ameriksa. Melalui berita ini dunia mengetahui bahwa pemerintah Republik Indonesia masih ada. Mr. Sjafruddin Prawiranegara selaku tokoh yang turut memperjuangkan Indonesia mengatakan bahwa tidak adanya PHB AURI.
Pemerintah Republik Indonesia kemudian mendapat pengakuan dari seluruh dunia. pada saat itu, keberadaan stasiun radio AURI pc 2 Playen begitu dibutuhkan sebagai sarana komunikasi antara pemimpin pemerintah pusat daerah dengan dunia internasional.
Pada 17 Desember 1945 panglima divisi III Yogyakarta menyerahkan wewnang dan tanggung jawab di bidang keudaraan kepada TKR Jawatan Penerbangan. Kemudian Ia memilih Sabar Wiryonomukti untuk mengurus urusan komunikasi.
Sabar Wiryonomukti mulai menghimpun kawan-kawan yang telah berpengalaman di bidang komunikasi radio. Salah satunya Boediardjo yang mendapatkan kewajiban untuk menyiapkan sumber daya manusia. Boediardjo langsung meminta 16 muridnya yang bersekolah di Radio telegrafis di Malang.
Mereka itulah yang akan menjadi pasukan inti PHB AURI. Tidak lama itu, datanglah Adi Soemarmo Wirjokoesomo selaku mantan flight radio operator dari The Netherlend East Indies Air Force (NIA). Perkembangan siaran radio semakin meningkat.
Akhirnya pada tahun 19 Desember 1948, Belanda melakukan penyerangan ke Yogyakarta. Wakil Presiden kala itu, Mohammad Hatta mengambil tindakan dengan mengirimkan sebuah kabar berbentu radiogram. Stasiun AURI kemudian menyampaikan sebuah pesan yang intinya berisi Pemerintah Republik Indonesia yang terdapat di Yogya telah dikepung musuh.
Selepas berita tersebut menyebar, Boediardjo menghancurkan stasiun radio AURI agar dapat melindungi pejuang dari serangan Belanda. Mereka lalu pergi ke luar kota untuk menyiapkan kekuatan tambahan dan melanjutkan perjuangan yang belum tuntas.
Para pejabat tersebut berkumpul di Kulon Progo. Pada waktu itu AURI masih mempunyai 39 stasiun radio yang menyebar di berbagai tempat. Kemudian awal tahun 1949, Boediardjo beserta anak buahnya mulai membangun stasiun baru di Banaran, Playen.
Stasiun Radio AURI PC 2 Playen Gunung Kidul merupakan wadahnya barang bersejarah seperti radio antik. Radio yang memiliki peran besar untuk memberi kabar tentang perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.
Meskipun sekarang hanya sebuah kenangan, namun tetap saja masyarakat Indonesia telah mengetahui benda tersebut. Sebuah benda pada masa lampu yang berjasa untuk para pejuang.