Macam – Macam dan Manfaat Aplikasi Sensor

Macam – Macam dan Manfaat Aplikasi Sensor – Jaringan dan aplikasi sensor pada komputer sangat berarti besar terhadap segala pekerjaan dan aktivitas setiap hari.

Tak mengherankan jika banyak kalangan yang selalu mendapatkan kenyamanan dan kepuasan pada saat menggunakannya.

Terutama di dunia industri, hal tersebut menjadi ujung tombak atas keberhasilan bersama. Lebih lanjut, banyak macam aplikasi sensor yang memiliki fungsi masing – masing.

Dimana beberapa ulasan tersebut telah kami tuang pada uraian di bawah ini secara detail.
1. Sensor Pengukur
Secara mendasar jaringan sensor pengukur telah lama digunakan oleh berbagai pabrikan untuk memajukan kualitas produksinya. Terlebih sensor pengukuran yang mereka manfaatkan untuk mengetahui jarak tempuh terhadap beberapa benda yang menjadi fokus utama.

2. Sensor Foto Elektronik
Diketahui bahwa sensor foto elektronik ini sering dijadikan alat untuk mendeteksi berbagai macam kerja optik. Sejatinya sensor tersebut memiliki berbagai macam jenis, akan tetapi yang paling umum terjadi yaitu memastikan sisi stabilisasi optic untuk menghasilkan program yang sempurna.

3. Sensor Serat
Dan jaringan sensor serat ini berfungsi untuk meneliti berbagai lokasi yang tidak terjangkau beda besar atau kasat mata secara menyeluruh. Menurut catatan, sensor tersebut juga mampu memelihara kinerja komputer untuk melakukan penyesuaian terhadap sumbu optic kurang dari 20 detik.

Beberapa Manfaat Utama Aplikasi Sensor
Jaringan dan aplikasi sensor tak hanya ada 3 macam, melainkan banyak sekali. Semua variasi tersebut memiliki manfaat yang sama untuk keperluan sehari – hari. Dan mengenai lanjutan informasi tersebut, di bawah ini telah kami rangkum penjelasannya, antara lain;
1. Penghasil Tegangan
Di bidang komputer, aplikasi sensor tersebut menjadi penghasil tegangan tinggi terhadap ADC dalam bentuk digitalisasi. Dimana cara kerjanya yaitu melalui Basic Visual Program pada komputer untuk mendetailkan segala sisi tegangan yang terjadi.

2. Pengukur Kecepatan
Tak hanya itu saja, setiap kendaraan bermotor telah dibekali dengan Spedometer yang tujuannya untuk mengukur kecepatan. Menariknya, alat ini tidak dapat dimanipulasi dengan cara apa pun untuk merubah jarak tempuh.

3. Pengaplikasian Sistem
Setiap Smartphone di era modern terdapat beragam jenis jaringan sensor untuk mengaplikasikan sebuah sistem berdasarkan keinginan. Para pengguna bisa mengakses aplikasi atau hal apa pun sesuai kebutuhan. Teknik tersebut dinamakan Air Gesture untuk memudahkan aktivitas tertentu.

4. Penerangan Jalan
Banyak orang yang mengira bahwa lampu jalan telah dikendalikan oleh petugas. Akan tetapi aplikasi sensor berkontribusi besar akan hal itu. Faktanya lampu tersebut akan meredup pada saat siang hari, dan akan menyala secara konsisten saat malam tiba. Cara kerjanya yaitu menyimpan sinar matahari untuk mendapatkan energi selama lebih dari 12 jam.

5. Pengatur Saluran
Setiap televisi pasti dioperasikan menggunakan remote kontrol. Nah, aplikasi sensor yang bertugas di dalamnya bisa mengatur saluran dan sistem untuk merubah dan mengutak – atik layar TV. Itu karena alat tersebut dibekali sensor inframerah.

6. Parkir Kendaraan
Terbaru, sensor parkir pun kini telah dipasang terhadap setiap mobil berkelas. Manfaatnya yaitu memudahkan para pengemudi untuk mengontrol keadaan depan dan belakang pada saat memarkir. Cahaya LDR yang digunakan mampu menampilkan alarm secara otomatis dan layar parkir secara nyata.

7. Pemasok Listrik
Dan manfaat yang terakhir yakni sebagai pemasok listrik. Umumnya tenaga nuklir dan air menjadi aliran listrik terbesar di dunia. Namun kini aplikasi sensor tersebut bisa menghasilkan sel surya sebagai energi cadangan untuk menyalurkan aliran listrik secara normal.

Stasiun Radio AURI PC 2 Playen Gunung Kidul

Stasiun Radio AURI PC 2 Playen Gunung Kidul – Radio merupakan alat media massa yang memiliki peran yang besar di lapisan masyarakat. Pada masa lampau, radio berfungsi untuk menyampaikan kabar penting tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia. Salah satu radio antik yang digunakan sebagai pusat informasi telah diletakkan di stasiun radio AURI PC 2 Playen Gunung Kidul.

Profil Stasiun Radio AURI PC 2 Playen Gunung Kidul
Stasiun Radio AURI PC 2 Playen terletak di desa Banaran, Playen, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tempatnya berjarak 37 km ke arah selatan kota Yogyakarta. Monumen ini dibangun pada tahun 1948 dan mulai diresmikan pada tahun 1984.

Peresmian dilakukan oleh Gubernur DIY yakni Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Monumen ini masih satu kawasan dengan gedung TK Negeri 1 Playen. Tempat ini bisa dijadikan untuk sarana rekreatif atau juga bisa juga digunakan sebagai sarana edukatif.

Sejarah Stasiun Radio AURI PC 2 Playen
Stasiun Radio AURI PC 2 Playen Gunung Kidul memberikan peran penting bagi perjuangan bangsa Indonesia. Lewat stasiun ini dari Rangoon akan mengabarkan berita-berita tentang perjuangan bangsa Indonesia. Kabar ini nanti biasanya akan terdengar sampai ke Kolombo dan New Delhi.

Berita yang tadinya terdengar oleh Kolombo, kemudian tersebar ke PPD di Washington Ameriksa. Melalui berita ini dunia mengetahui bahwa pemerintah Republik Indonesia masih ada. Mr. Sjafruddin Prawiranegara selaku tokoh yang turut memperjuangkan Indonesia mengatakan bahwa tidak adanya PHB AURI.

Pemerintah Republik Indonesia kemudian mendapat pengakuan dari seluruh dunia. pada saat itu, keberadaan stasiun radio AURI pc 2 Playen begitu dibutuhkan sebagai sarana komunikasi antara pemimpin pemerintah pusat daerah dengan dunia internasional.

Pada 17 Desember 1945 panglima divisi III Yogyakarta menyerahkan wewnang dan tanggung jawab di bidang keudaraan kepada TKR Jawatan Penerbangan. Kemudian Ia memilih Sabar Wiryonomukti untuk mengurus urusan komunikasi.

Sabar Wiryonomukti mulai menghimpun kawan-kawan yang telah berpengalaman di bidang komunikasi radio. Salah satunya Boediardjo yang mendapatkan kewajiban untuk menyiapkan sumber daya manusia. Boediardjo langsung meminta 16 muridnya yang bersekolah di Radio telegrafis di Malang.

Mereka itulah yang akan menjadi pasukan inti PHB AURI. Tidak lama itu, datanglah Adi Soemarmo Wirjokoesomo selaku mantan flight radio operator dari The Netherlend East Indies Air Force (NIA). Perkembangan siaran radio semakin meningkat.

Akhirnya pada tahun 19 Desember 1948, Belanda melakukan penyerangan ke Yogyakarta. Wakil Presiden kala itu, Mohammad Hatta mengambil tindakan dengan mengirimkan sebuah kabar berbentu radiogram. Stasiun AURI kemudian menyampaikan sebuah pesan yang intinya berisi Pemerintah Republik Indonesia yang terdapat di Yogya telah dikepung musuh.

Selepas berita tersebut menyebar, Boediardjo menghancurkan stasiun radio AURI agar dapat melindungi pejuang dari serangan Belanda. Mereka lalu pergi ke luar kota untuk menyiapkan kekuatan tambahan dan melanjutkan perjuangan yang belum tuntas.

Para pejabat tersebut berkumpul di Kulon Progo. Pada waktu itu AURI masih mempunyai 39 stasiun radio yang menyebar di berbagai tempat. Kemudian awal tahun 1949, Boediardjo beserta anak buahnya mulai membangun stasiun baru di Banaran, Playen.

Stasiun Radio AURI PC 2 Playen Gunung Kidul merupakan wadahnya barang bersejarah seperti radio antik. Radio yang memiliki peran besar untuk memberi kabar tentang perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.

Meskipun sekarang hanya sebuah kenangan, namun tetap saja masyarakat Indonesia telah mengetahui benda tersebut. Sebuah benda pada masa lampu yang berjasa untuk para pejuang.

Museum Radio dan Teknologi Huntington

Museum Radio dan Teknologi HuntingtonRadio menjadi salah satu media hiburan bagi lapisan masyarakat. Jika sudah mendengarkan radio, anggota yang lain turut mendengarkan. Ini bisa menjaga keharmonisan dalam keluarga. Namun pada masa lampau radio sering kali digunakan untuk menyampaikan berita penting. salah satunya radio yang sudah dimuseumkan di Museum Radio dan Teknologi di Huntington, Amerika Serikat.

Seiring dengan berjalannya waktu, daya tarik mendengarkan radio mulai berkurang. Sebab di era sekarang mudah sekali mendengarkan musik tanpa harus memiliki radio. Namun bukan berati radio sudah tersingkir begitu saja. Orang yang mendengarkan radio di masa sekarang bisa untuk nostalgia.

Berkunjung ke Museum Radio dan Teknologi

Alamat lengkap museum radio dan teknologi berada di 1640 Florence Ave Huntington, WV 25701, Amerika Serikat. Untuk dapat berkunjung di tempat ini, Anda tidak ada patokan biaya. Bisa dikatakan bayar seiklhasnya. Museum radio dan teknologi ini terletak di gedung sekolah dasar dengan luas 10.000 kaki.
Museum radio dan teknologi ini terletak di Hutington, Virginia Barat. Salah satu benda masa lampau yang dimuseumkan adalah radio antik. Seperti halnya radio katedral, radio konsol, radio meja, radio transistor, radio tua, dan radio koleksi.

Selain itu terdapat pula peralatan ham, penerima dan pemancar amatir antik, koleksi siaran, peralatan komunikasi militer, peralatan uji, komputer antik, vintage hi-fi, koleksi piringan hitam, dan perpustakaan teknis.

Pada bagian ruang utama museum radio dan teknologi ini terdapat gambar orang-orang besar yang telah berjasa dalam bidang penyiaran. Disana terdapat gambar yang dilengkapi dengan keterangan, buku cerita serta tempat yang menarik lainnya untuk pendatang.

Sejarah Museum Radio dan Teknologi

Museum Radio dan Teknologi merupakan museum terbesar yang ada di Amerika Serikat bagian Timur. Museum ini menampilkan banyak radio antik, televisi, dan komputer bersejarah dari abad ke 20. Ada sekitar 2000 radio antik, televisi, telegraf, CB, dan barang-barang militer.

Museum ini terdiri dari 11 bagian utama. Berikut penjelasan bagian-bagian tersebut:

1. Toko Radio: Toko radio 1920-1930 yang didalamnya terdapat reproduksi musik di masa pra listrik atau sebelum adanya listrik. Pendatang akan mengetahui bagaimana pada waktu itu melakukan komunikasi menggunakan jaringan nirkabel.
2. Ruang Pameran: Dibagian ruangan ini terdapat tempat pamer toko radio dan televisi pada masa lampau. Ada radio tabung, transistor, pesawat televisi, perekam kabel dan pita, dan meja putar yang super antik. Terdapat pula perangkat erector, perangkat kimia, mikroskop, laboratorium energi atom gilbert.
3. Ruangan komputer: komputer desktop dari IMSAI ke Mac dan Lisa dengan ukuran hard drive sebesar 7 megabyte yang memiliki ukuran sebesar ransel dorong.
4. Toko souvenir: toko ini menyediakan mainan, pakaian, buku , majalah, radio antik, fonograf victrola
5. Ham dan radio gelombang pendek: benda ini akan memancarkan dan menerima gelombang pendek.
6. Alat komunikasi militer: terdiri atas radio militer dan peralatan komunikasi lain untuk kegiatan militer.
7. Radio ham modern:sebuah stasiun radio tipe WV8MRT
8. Ruang Kelas: tempat untuk mengajar tentang elektronik
9. Harveytown School: Taman Kanak-kanak.
10. Ruang Siaran
11. Perpustakaan

Siapapun yang berkunjung di museum radio dan teknologi ini pasti akan memperoleh pengalaman yang menyenangkan. Pengunjung bukan hanya sekedar berekreasi. Melainkan bisa melihat ribuan benda-benda bersejarah. Ini bisa menambah wawasan bagi para pendatang tentang benda-benda tersebut dan sekelumit kisah dibalik keberadaan benda tersebut.

Monumen Radio Rimba Raya

Monumen Radio Rimba RayaRadio merupakan sarana hiburan bagi masyarakat yang hanya bisa didengarkan tanpa bisa dilihat. Dari waktu ke waktu, radio dapat diputar secara langsung ataupun melalui online. Pada zaman dahulu, radio digunakan untuk memberikan informasi penting. Salah satunya Radio Rimba Raya.

Peran Radio Rimba Raya

Monumen Radio Rimba Raya merupakan tempat bersejarah untuk menyimpan peninggalan Radio Republik Indonesia. Dahulu radio ini disiarkan dari dataran tinggi Gayo. Stasion radio ini berkekuatan 1 KW dengan frekwensi 19,25 dan 61 meter.

Panggilan sinyal dari radio ini adalah “Suara Radio Republik Indonesia”, “Suara Indonesia Merdeka”, “Radio Rimba Raya”, “ Radio Divisi X”, dan “Radio Republik Indonesia.Radio Rimba Raya memiliki peran penting dalam keberlangsungan pemarintah Indonesia. Radio ini merupakan satu-satunya siaran darurat yang menyampaikan berita atau pesan-pesan perjuangan dalam mempertahankan Indonesia.

Pada saat itu Belanda menguasai wilayah Indonesia. Kemudian radio Hilversum milik Belanda mengumumkan kepada seluruh dunia bahwa Indonesia sudah tidak ada lagi. Dengan nada yang sedikit sayup, Radio Rimba Raya mengabarkan bahwa Indonesia tidak musnah, dengan kata lain masih ada.

Berita tersebut terdengar dengan jelas oleh sejumlah radio dari Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Australia, dan Eropa. Setelah mendengar kabar tersebut, banyak yang mengaku bahwa Indonesia suah merdeka. Pemerintah Belanda pun akhirnya merasa tertampar dengan berita tersebut.

Kemudian pada 27 Desember 1949 radio tersebut terus mengumumkan perkembangan Indonesia. Salah satunya pengakuan kedaulatan RI sebagai hasil konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag. Setelah Indonesia merdeka dan diketahui oleh dunia, Radio Rimba Raya dikenang dengan didirikannya monumen bersejarah Tugu Rimba Raya.

Semua perangkat radio ini diletakkan di bagian sudut ruang Museum Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat di Yogyakarta. Radionya kini menjadi sebuah kenangan sejarah yang diletakkan di desa Rimba Raya Kecamatan Timang Gajah.

Sejarah Radio Rimba Raya

 

Awal mula adanya perangkat radio rimba raya ini berawal dari ketika ada seorang tentara Divisi Gajah 1 membelinya dari Raja penyelundup Asia Tenggara yang bernama John Lie. Ia membeli saat menjelang Agresi Militer Belanda 1 pada Juli 1947 di Malaya.

John Lie menggunakan dua buah speedboat untuk mengantarkan perangkat penyiaran dari Malaya ke Aceh. Speedboat yang pertama berisi bahan makanan dan kelontong. Sedangkan Speedboat yang lain dipakai untuk meletakkan seperangkat radio.

Perjalanan menuju Aceh tidak begitu lancar. Sebab di tengah jalan ada orang yang curiga dengan yang dibawa oleh John Lie yakni patroli laut Belanda. Karena takut barangnya disita, maka Lie mendorong speedboat yang berisi makanan dan kelontong tersebut sampai melaju dengan kencang.

Akhirnya patroli Belanda merasa terpancing dan mengejar speedboat yang melaju tersebut. Akhirnya John Lie berhasil membawa alat pemancar suara tersebut sampai pantai Sumatera dan akhirnya mendarat di Sungai Yu, Aceh Timur. Sampai di Aceh, radio rimba raya dibawa ke Bireuen.

Setelah berbulan-bulan perangkat tersebut dipindahkan ke Koetaradja agar suara siaran dapat meluas. Pada akhir tahun 1948, pemancar tersebut dipasang di kawasan pegunungan banda Aceh bagian selatan. Adapun studio siaran tersebut diletakkan di rumah peninggalan Belanda Peunayong.

Pada akhirnya radio rimba raya mulai mengudara di dataran tinggi gayo, Aceh. Selain menyiarkan berita tentang Republik Indonesia, radio ini juga mendendangkan nyanyian semangat yang membara untuk para pejuang. Bukan hanya itu saja, radio ini digunakan untuk sarana komunikasi dengan perwakilan republik India.

Museum Kota Bandung Radio Antik

Museum Kota Bandung Radio Antik – Museum merupakan wadahnya peninggalan zaman sejarah yang tidak boleh dirusak. Peninggalan zaman sejarah tersebut bisa dipakai untuk sarana edukatif bagi masyarakat di era sekarang. Agar bisa mengetahui barang apa yang dimiliki di masa lampau. Salah satunya radio antik yang ada di museum kota bandung ini.

Radio Antik di Museum Kota Bandung

Museum Kota Bandung menyimpan radio antik yang terdiri atas 41 radio jadul dan 7 radio retro. Radio retro merupakan radio modern namun masih dengan nuansa atau berbentuk vintage. Koleksi radio-radio langka tersebut dimaksudkan untuk mengingatkan kembali pada masa lalu. Radio digunakan untuk menyampaikan sebuah berita.

Radio antik tersebut sudah diamankan dan diberikan keterangan pembuatan mulai dari sebelum kemerdekaan Republik Indonesia hingga setelahnya. Radio ini pernah menjadi saksi perjuangan Indonesia melawan penjajahan. Meski zaman terus berkembang, pesona radio tetap saja tidak tersingkirkan.

Radio tetap memiliki ciri khas yang memberikan kesan tersendiri bagi pendengar. Saat melihat radio antik tersebut orang akan mengetahui bahwa alat pemancar tersebut bukan hanya digunakan untuk penghibur diri. Melainkan untuk belajar sejarah tentang datangnya radio yang berperan dalam keberlangsungan perjuangan pahlawan.

Bentuk Fisik Radio Zaman Dahulu

Antiqueradiomuseum – Radio zaman dahulu memiliki bentuk dan ukuran yang kurang menarik. Pembuatan radio pada masa lampau lebih difokuskan pada fungsinya, yakni untuk menyampaikan berita penting dan sebagai media hiburan. Bentuk fisik alat pemancar pada waktu itu rata-rata berukuran besar.

Panjang radio bisa mencapai 30 cm hingga 40 cm dengan ketebalan kurang lebih 20 cm. Sehingga tidak begitu praktis untuk dipindahkan kemana-mana. Pada masa lampau, radio sering kali diletakkan di ruang tamu atau ruang keluarga yang bisa digunakan secara bersama-sama.

Radio pada tempo dahulu, memiliki tombol-tombol yang seragam. Warnanya pun tidak lain dan tidak bukan hanya hitam dan coklat. Di sebuah pameran tersebut, merk radio yang paling mendominasi adalah Philips, produk buatan Belanda.

Penyebaran Radio Dimulai di Malabar Bandung

Alat pemancar gelombang tersebut mulai didirikan di Malabar Bandung pada tahun 1917. Kemudian benda tersebut mulai di uji dan melakukan komunikasi untuk pertama kali antara Indonesia dengan belanda. Proses pendirian ini dipimpin oleh Johannes de Groot.

Ketika itu Radio Malabar membuka jasa komunikasi untuk publik, terkhusus masyarakat Belanda di Indonesia. Dari situlah tercipta ungkapan populer “Halo Bandung”. Radio ini pernah menjadi pemancar yang paling kuat di dunia. Sebab alat elektronik ini memiliki daya sekitar 3,5 megawatt dan dilengkapi dengan pemancar garapan perusahaan Telefunken.

Radio ini kemudian resmi beroperasi pada 5 Mei 1923. Pada tahun 1928 produksi radio mulai berkembang dan mulai di pasarkan di Indonesia. Produk yang dijual pada waktu itu radio Nova, Goldbreg, radio Java, NSF, dan lain-lain. Akan tetapi lagi-lagi produk belanda merk Philips lah yang paling laku keras.

Sampai Indonesia merdeka pun merk Philips masih saja dilahap oleh masayarakat. Sebab radio ini memang memiliki kualitasa yang unggul. Keunggulan tersebut bisa saja karena suara yang jernih dan lebih awet. barang Inilah yang paling disukai oleh semua kalangan pendengar radio.

Radio di masa lampau memang bentuknya tidak sepraktis dan tidak secanggih di era sekarang. Namun masyarakat di zaman modern bisa melihat benda itu sebagai sarana edukatif. Supaya masyarakat, khusunya anak muda bisa berinovasi membuat alat yang lebih canggih lagi.

 

 

Mengenal Museum Hoofdbureu Surabaya, Tempat untuk Menyimpan Radio Telefunken

Mengenal Museum Hoofdbureu Surabaya, Tempat untuk Menyimpan Radio Telefunken – Museum menjadi sarana edukatif dan sarana rekreatif bagi masyarakat di era sekarang. Salah satunya museum Hoofdbureu yang menyimpan barang-barang masa lampau milik polisi Surabaya. Selain itu terdapat radio antik yang bernama Radio Telefunken.

Tercatat dalam sejarah, radio di era masa kemerdekaan Republik Indonesia rata-rata memiliki bentuk yang besar dan berat. Termasuk radio Telefunken ini, yang memiliki berat lebih dari empat belas kilo gram. Kini radio canggih dan antik hanya tinggal kenangan dan disimpan di museum Hoofdbureu.

Museum Hoofdbureu Surabaya merupakan tempat dimana radio antik Telefunken dimuseumkan. Radio telefunken dengan tipe Concertino ini merupakan buatan tahun 1951 dari perusahaan yang bernama Telefunken. Perusahan tersebut didirikan pada tahun 1903 di Berlin.

Radio ini termasuk salah satu radio canggih pada masanya. Radio ini memiliki tiga sepaker, terbuat dari kayu, dan memiliki berat 14,5 kg. Terlihat sangat besar dan gagah. Kini radio seperti ini sudah tidak lagi di pasarkan.

Sayangnya radio yang dimuseumkan itu, tidak diketahui siapa pemiliknya. Namun konon katanya, radio tersebut pernah dipakai oleh Kapolwiltabes Surabaya yang pertama, yakni Drs. Kodrat Samadikun yang menjabat dari 1963 hingga 1972.

Kini saat radio dimuseumkan, masyarakat bisa mengenal atau mengetahui bahwa pada masa lampau memiliki radio sebesar dan seberat itu. Ini bisa menjadi sarana edukatif dan rekreatif bagi pengunjung yang melihatnya.

Sejarah Museum Hoofdbureu Surabaya

Museum Hoofdbureu mulai dikenal masyarakat sejak tahun 1928. Ini merupakan museum pertama yang dimiliki oleh polisi Surabaya. Pada masa lampau, museum ini sering kali berpindah tempat. Bahkan pada masa penjajahan sempat direbut oleh Jepang.

Jepang memakainya untuk markas kepolisian Surabaya. Gedung ini telah direnovasi oleh Kombes Polri Yan Fitri Halimansyah. Tahap proses perbaikan ini dibantu oleh tim cagar budaya. Mereka mulai menggali tapak-tapak masa lampau dan mengumpulkan data penting museum Hoofdbureu.

Museum ini mulai diresmikan oleh Kapolri jendral Polisi Badrodin Haiti pada Sabtu, 10 Oktober 2015. Mereka mengambil nama Hoofdbureu yang memiliki arti Biro Besar Polisi di Surabaya. Nama tersebut berasal dari bahasa Belanda, yang sudah dinamakan sejak tahun 1930.

Ketika tahun 1900 museum tersebut bernama Barak Infantri Djotangan. Setelah resmi menjadi Polrestabes, nama museum tersebut berubah menjadi Hoofdbureu van Politie te Soerabaia. Orang jawa timur, terkhusus Surabaya sulit melafalkan nama tersebut. Maka mereka menyebutnya dengan kata “Hobiro”.

Koleksi yang dimiliki Museum Hoofdbureu Surabaya

Antiqueradiomuseum – Ada banyak fitur atau koleksi yang dipunyai oleh museum ini. Rata-rata koleksi tersebut adalah perlengkapan yang dimiliki polisi. Seperti senjata, alat-alat penyelidikan, meja untuk tugas polisi, dan lain-lain.

Senjata seperti pistol buatan 1875 dengan jenis Shotgun Colt Doble yang digarap oleh Amerika Serikat. Pistol berikutnya adalah koleksi buatan tahun 1895. Ini merupakan pistol jenis Lee Enfield garapan negara Inggris. Selain itu ada juga pistol jenis Leger Parabellum yang dibuat dari tahun 1898.

Koleksi lainnya yakni Radio Telefunken, seperti yang sudah diceritakan di atas. Untuk berkunjung ke museum Hoofdbureu, Anda dapat pergi di jam operasional. Buka Senin sampai Sabtu pada pukul 08.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB.

Radio Telefunken merupakan media eletronik garapan perusahaan Telefunken pada tahun 1903. Alat ini termasuk alat canggih pada masanya. Radio ini termasuk radio paling berat dengan kekuatan 14,5 kg. tentu saja sangat sulit dipindahkan kemana-mana.

Intip Museum Radio Antik di Kota Bandung yang Penuh Sejarah

Intip Museum Radio Antik di Kota Bandung yang Penuh Sejarah – Museum umumnya dijadikan sebagai tempat untuk mengenang peristiwa sejarah. Dengan adanya museum, seseorang bisa memperluas wawasannya. Ada berbagai jenis museum, salah satunya adalah museum radio. Telah diketahui, radio ini tidak serta merta masuk ke Indonesia.

Penyebaran radio memiliki sejarah panjang. Di Indonesia sendiri ada hari untuk memperingatinya, yaitu Hari Radio Republik Indonesia yang jatuh pada tanggal 11 September. Museum radio yang ada di kota Bandung kemudian dibangun.

Lokasi dan Pencetus Museum Radio

Museum radio ini dinamakan sebagai Museum Radio Antik yang berlokasi di Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung, Jawa Barat. Pencetusnya adalah Denny Kusumah.

Latar Belakang Pendirian Museum Radio

Denny Kusumah mendirikan museum radio dilatarbelakangi oleh kecintaannya terhadap barang-barang antik. Denny juga mendirikannya untuk mengenang sejarah masuknya sarana radio ini pada tahun 1938-1978.

Denny mulai mengoleksi radio antik sejak 2015 silam. Dari yang awalnya hanya beberapa koleksi radio saja, kini berjumlah ratusan radio telah ia kumpulkan.

Akhirnya, Denny Kusumah membuat museum radio dalam rangka untuk mengedukasi masyarakat tentang sejarah radio yang punya banyak makna bagi kemerdekaan Indonesia. Museum tersebut telah dibuka mulai Februari 2021.

Koleksi Museum Radio Antik dan Bersejarah

Sesuai dengan namanya, museum ini menyajikan berbagai model radio dari bentuk awalnya hingga radio buatan Indonesia. Radio antik yang ada di museum tersebut sekitar 200 radio.

Ada berbagai bentuk yang memanjakan mata dan terkesan eye-catching mulai dari ukuran kecil hingga besar. Warna dari radio tersebut juga sangat unik dan terlihat klasik.
Disana, Anda bisa menemukan radio tertua yang dinamakan Radio Philips. Radio Philips di museum tersebut merupakan produksi yang dibuat pada tahun 1938. Ada juga radio buatan Indonesia yang dibuat pada tahun 1950.

1. Radio Philips Antik dan Sejarahnya
Radio Philips ini sebenarnya telah masuk ke Indonesia pada tahun 1895, ketika masa penjajahan Belanda. Pada masa itu, perdagangan di Indonesia untuk yang pertama kalinya adalah lampu.

Pabrik lampu tersebut didirikan di Surabaya dengan nama NV Philips Fabricage en Handelsmaatschappij. Selanjutnya, sarana penerima radio ditambahkan di pabrik tersebut kemudian dipindahkan di Bandung.

Di Indonesia sendiri, radio merupakan alat yang penting di masa penjajahan. Radio dijadikan sebagai alat komunikasi dan memberikan informasi penting terkait kebijakan tertentu.

Saat Indonesia merdeka, radio memainkan peran penting untuk menyiarkan proklamasi kemerdekaan ke seluruh warga negara Indonesia. Selain itu, radio juga dijadikan sebagai alat propaganda yang efektif untuk menggulingkan penjajahan.

Pada masa itu, banyak sekali model radio yang digunakan. Contohnya adalah:
* Philips
* Erres
* Grundig
* Telefunken
* Galindra
* Ralin
* Maphira

Radio tersebut menjadi saksi bisu berdirinya Republik Indonesia tercinta. Salah satu yang terkenal ini adalah radio Philips. Brand Philips ini sudah sangat melekat di hati orang Indonesia.

Terutama pada era 1950-an sampai 1970-an saat dimana merk ini menjadi sangat unggul dan belum terhempas oleh industri Jepang. Radio ini telah dibuat di produksi di beberapa negara. Dengan demikian, dibuatlah kode-kode tertentu untuk membedakan asal pabriknya.
Kode X adalah kode yang paling umum dan dibuat di Belanda dan Belgia. Sedangkan radio Philips yang dibuat di Indonesia diberi nama kode IN.

2. Radio Ralin Buatan Indonesia
Selain ada radio tertua di Museum Radio Antik ini, ada juga radio buatan Indonesia. Radio ini dinamakan Radio Ralin BI Amply, Indonesia yang dibuat pada tahun 1950. Radio ini menjadi benda favorit yang ingin dilihat pengunjung.

Bentuk dari radio Ralin cukup unik yaitu berbentuk seperti tabung besar dengan kesan antik yang menjadikan pecinta vintage dengan mudah langsung menyukainya. Radio ini biasa menangkap siaran MW.

Selain itu, ada juga radio yang mirip dengan radio yang pernah dipakai Jenderal Sudirman pada masa perang gerilya yaitu tahun 1946. Banyaknya sejarah di balik radio tersebut menjadikan pengunjung yang cinta tanah air mengetahuinya.

Koleksi Jenis Radio Lainnya

Selain radio terkenal di atas, ada juga koleksi radio jenis lainnya yang tak kalah bersejarah dan tergolong radio langka, yaitu sebagai berikut:
* Gatot kaca, Belanda (1954).
* Radio Robin, Indonesia (1955).
* Radio Bung Karno, Belanda (1950).
* Radio Nasional Radiograph, AS (1950).
* Radio Marconi, Italia (1950).
* Radio Telefunken Caprice 7041 W, Jerman (1960).
* Hallicralters TW, AS (1956).
* Radio Telefunken Gavotte 7, Jerman (1956).

Fasilitas Lain di Museum Radio

Selain menyajikan berbagai model radio yang unik, pengunjung dapat menikmati beberapa fasilitas lain yang menarik. Disana, ada pemandangan gunung yang memanjakan mata. Bagi anak muda juga tidak perlu khawatir karena museum ini tidak akan membosankan.

Di museum radio ada tempat untuk berswafoto sehingga bisa dibuat sebagai kenang-kenangan dan cocok untuk dibagikan di sosial media.

Di museum radio ini tidak hanya menyajikan pameran radio, tapi ada juga acara lelang yang bisa diikuti oleh pengunjung. Jika ingin mengoleksinya, pengunjung dapat menghadiri pameran di Herbal House The Lodge Bandung.

Antiqueradiomuseum – Museum radio di Kota Bandung sarat akan sejarah yang perlu diketahui. Beberapa diantara ternyata menjadi saksi bisu perjuangan Indonesia. Dengan adanya museum radio ini membuat kita sebagai warga negara Indonesia semakin mencintai tanah air dan memperluas wawasan.