22, Dec 2022
Sejarah Museum Radio Antik di Bandung

Sejarah Museum Radio Antik di Bandung – Bentuk dari radio zaman dulu memiliki ukuran yang tidak terlalu menarik seperti kehadiran radio saat ini. Akan tetapi, tidak mengurangi fungsi dari radio yang digunakan dalam memberikan siaran informasi khusus hiburan dan berita dengan bentuk yang beragam.

Museum radio membawa sejarah panjang hingga memperlihatkan perjalanan radio dalam menyampaikan informasi. Salah satunya dari peninggalan museum radio antik sebagai bukti sejarah yang berada di kota Bandung.

Perkembangan Museum di Bandung

Sejarah dari perkembangan radio menghadirkan merek Philips sebagai dominasi radio yang telah diproduksi di Indonesia dengan pabrikannya asal Belanda. Dalam hal ini, dituliskan adanya konstruksi pada pemancar radio gelombang yaitu Long Wave yang dibangun di Malabar Bandung tahun 1917.

Setelah dilakukan pengujian, sejak Oktober 1922 telah terjadi komunikasi pertama kalinya antara Hindia Belanda dan Nederlands. Pendirian radio pertama kalinya dipimpin oleh seorang teknisi Belanda yaitu Cornelius Johannes de Groot. Ia mencapai keberhasilannya dalam memimpin keseluruhan proses pembangunan sampai akhir di tahap peresmian yang dilakukan pada 5 Mei 1923. Peresmian pembangunan radio ini dilakukan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Dirk Fock. Kemudian, keberadaan dari radio Malabar melakukan pembukaan jasa komunikasi untuk umum yang ditujukan terhadap warga Belanda di Indonesia. Lalu, membuat ide dengan ungkapan yang cukup terkenal yaitu Hallo Bandung.

Sejarah radio mengalami perjalanan yang cukup panjang sehingga tidak heran jika diabadikan di dalam museum. Radio menjadi pemancar ark yang kuat di dunia.
Stasiun untuk radio ini sudah dilengkapi peralatan khususnya pemancar buatan dari telefunken yang dihadirkan oleh Jerman dan memiliki kekuatan daya hingga 3,5 megawatt. Kemampuan yang dimiliki oleh radio Malabar memberikan kemudahan dalam menjalin komunikasi ke Belanda.

Jenis komunikasi yang dilakukan menggunakan komunikasi nirkabel pertama kalinya di tahun 1917 yang bagus di dunia. Sehingga kemampuannya sendiri mampu menjangkau jarak antara dunia yang dilakukan Indonesia dan Belanda. Padahal, untuk jarak antara dua negara tersebut melebihi 12.000 km. Radio Malabar diresmikan untuk beroperasi sejak 5 Mei 1923.

Sejak inilah, menjadi awal dorongan baru atas perkembangan dari produksi rakitan radio yang dilakukan di Indonesia dan Belanda di tahun 1926 dan 1928. Setelahnya, muncul adanya beberapa produk yang diperjualkan ke Indonesia diantaranya Radio Goldberg, Nova, NSF, Java Radio dan yang lainnya. Akan tetapi, lebih banyak dilakukan ekspor Philips yang menghadirkan tipe 2802. Di tahun 1927 terdapat radio penyiaran Philips yang mulai menghadirkan konten hiburan dan informasi dari Nederlands untuk didengarkan oleh masyarakat di Indonesia.

Menariknya, Ratu Wilhelmina menyiarkan secara langsung melalui radio yang tersedia. Hingga pada akhirnya, Philips telah menguasai pasar untuk ketersediaan informasi melalui radio di Indonesia pada saat itu. Adanya berbagai macam pilihan tipe, hadirnya radio yang memiliki ukuran besar dijadikan sebagai koleksi untuk warga Belanda di Indonesia hingga orang-orang kaya. Pada saat Jepang memiliki kekuasaan di Indonesia, kegiatan impor radio dihentikan sejak tahun 1941.

Produksi Philips juga dihentikan sesudah Belanda melakukan penguasaan terhadap Jerman. Akan tetapi, Philips melakukan hal secara sembunyi untuk menghadirkan radio yang ukurannya lebih kecil dengan tipe 208U ditambahkan dengan lampu penerang.

Pada saat perang dunia telah berakhir, Philips kembali lagi dengan melakukan produksi radio pada selembaran papan yang mempunyai satu band di tahun 1947. Ketika terjadi perang kemerdekaan yang dilakukan oleh pejuang Indonesia, adanya radio ini dijadikan sebagai alat koordinasi dalam menunjang kegiatan pertempuran.

Selain itu, juga berfungsi dalam menerima perintah yang diberikan oleh Jenderal Soedirman. Jenderal ini memanfaatkan radio Philips Kompas BX376 A yang merupakan radio ikonik dengan ukuran fleksibel untuk dibawa ke mana saja.

Soedirman juga menggunakan radio yang difungsikan untuk melakukan pemantauan guna melihat kondisi politik dan meluaskan informasi secara detail terkait pendidikan di Indonesia. Sampai saatnya Indonesia telah merdeka, untuk merk Philips masih banyak diminati oleh kalangan masyarakat sebagai radio yang menawarkan kualitas terbaik dan tidak heran jika di museumkan sebagai kenangan.

Radio Buatan Indonesia

Museum radio tentunya memiliki radio tertua yang berhasil dibuat oleh orang Indonesia. Radio tersebut yaitu radio Philips dengan proses pembuatannya dilakukan di tahun 1938.

Para pengunjung yang datang ke museum dapat menyaksikan adanya radio buatan Indonesia di tahun 1950. Hadirnya radio buatan Indonesia sebagai bentuk atraksi yang banyak digandrungi oleh kalangan pengunjung.

Radio yang dihadirkan sangat mirip dengan radio yang telah digunakan oleh Jenderal Soedirman saat terjadi perang Gerilya. Radio Rallin yang dibuat oleh orang Indonesia ini sudah ada sejak tahun 1950.

Tujuan Didirikan Museum Radio Antik

Bagi pegiat radio tentunya dengan mengoleksi radio antik memang memberikan kesan yang berbeda. Di museum radio antik Kota Bandung ini tersedia kumpulan beberapa radio antik yang ditemukan sejak tahun 2015. Tujuan dilakukan koleksi terhadap radio antik dan pendirian museum di kota Bandung. Nantinya, bisa mendukung proses pelestarian sejarah Indonesia dengan melihat kumpulan radio di masa lalu.

Ketika datang ke museum radio antik tidak hanya melakukan kegiatan pengamatan saja, para pengunjung juga bisa menikmati keindahan pemandangan gunung. Museum radio antik ini merupakan salah satu museum pribadi yang dihadirkan oleh seseorang dengan ketersediaan tempat berdiskusi hingga spot foto yang menarik.

Itulah sejarah panjang dari perkembangan radio di kota Bandung. Dari sejarah radio menghadirkan museum pribadi radio antik di kota Bandung yang menyimpan banyak koleksi.

 

19, Jun 2022
Museum Kota Bandung Radio Antik

Museum Kota Bandung Radio Antik – Museum merupakan wadahnya peninggalan zaman sejarah yang tidak boleh dirusak. Peninggalan zaman sejarah tersebut bisa dipakai untuk sarana edukatif bagi masyarakat di era sekarang. Agar bisa mengetahui barang apa yang dimiliki di masa lampau. Salah satunya radio antik yang ada di museum kota bandung ini.

Radio Antik di Museum Kota Bandung

Museum Kota Bandung menyimpan radio antik yang terdiri atas 41 radio jadul dan 7 radio retro. Radio retro merupakan radio modern namun masih dengan nuansa atau berbentuk vintage. Koleksi radio-radio langka tersebut dimaksudkan untuk mengingatkan kembali pada masa lalu. Radio digunakan untuk menyampaikan sebuah berita.

Radio antik tersebut sudah diamankan dan diberikan keterangan pembuatan mulai dari sebelum kemerdekaan Republik Indonesia hingga setelahnya. Radio ini pernah menjadi saksi perjuangan Indonesia melawan penjajahan. Meski zaman terus berkembang, pesona radio tetap saja tidak tersingkirkan.

Radio tetap memiliki ciri khas yang memberikan kesan tersendiri bagi pendengar. Saat melihat radio antik tersebut orang akan mengetahui bahwa alat pemancar tersebut bukan hanya digunakan untuk penghibur diri. Melainkan untuk belajar sejarah tentang datangnya radio yang berperan dalam keberlangsungan perjuangan pahlawan.

Bentuk Fisik Radio Zaman Dahulu

Antiqueradiomuseum – Radio zaman dahulu memiliki bentuk dan ukuran yang kurang menarik. Pembuatan radio pada masa lampau lebih difokuskan pada fungsinya, yakni untuk menyampaikan berita penting dan sebagai media hiburan. Bentuk fisik alat pemancar pada waktu itu rata-rata berukuran besar.

Panjang radio bisa mencapai 30 cm hingga 40 cm dengan ketebalan kurang lebih 20 cm. Sehingga tidak begitu praktis untuk dipindahkan kemana-mana. Pada masa lampau, radio sering kali diletakkan di ruang tamu atau ruang keluarga yang bisa digunakan secara bersama-sama.

Radio pada tempo dahulu, memiliki tombol-tombol yang seragam. Warnanya pun tidak lain dan tidak bukan hanya hitam dan coklat. Di sebuah pameran tersebut, merk radio yang paling mendominasi adalah Philips, produk buatan Belanda.

Penyebaran Radio Dimulai di Malabar Bandung

Alat pemancar gelombang tersebut mulai didirikan di Malabar Bandung pada tahun 1917. Kemudian benda tersebut mulai di uji dan melakukan komunikasi untuk pertama kali antara Indonesia dengan belanda. Proses pendirian ini dipimpin oleh Johannes de Groot.

Ketika itu Radio Malabar membuka jasa komunikasi untuk publik, terkhusus masyarakat Belanda di Indonesia. Dari situlah tercipta ungkapan populer “Halo Bandung”. Radio ini pernah menjadi pemancar yang paling kuat di dunia. Sebab alat elektronik ini memiliki daya sekitar 3,5 megawatt dan dilengkapi dengan pemancar garapan perusahaan Telefunken.

Radio ini kemudian resmi beroperasi pada 5 Mei 1923. Pada tahun 1928 produksi radio mulai berkembang dan mulai di pasarkan di Indonesia. Produk yang dijual pada waktu itu radio Nova, Goldbreg, radio Java, NSF, dan lain-lain. Akan tetapi lagi-lagi produk belanda merk Philips lah yang paling laku keras.

Sampai Indonesia merdeka pun merk Philips masih saja dilahap oleh masayarakat. Sebab radio ini memang memiliki kualitasa yang unggul. Keunggulan tersebut bisa saja karena suara yang jernih dan lebih awet. barang Inilah yang paling disukai oleh semua kalangan pendengar radio.

Radio di masa lampau memang bentuknya tidak sepraktis dan tidak secanggih di era sekarang. Namun masyarakat di zaman modern bisa melihat benda itu sebagai sarana edukatif. Supaya masyarakat, khusunya anak muda bisa berinovasi membuat alat yang lebih canggih lagi.